Ucapan Selamat Ulang Tahun Berdasar Prinsip Akuntansi

Prinsip Akuntansi

Dalam penyajian laporan keuangan, kondisi paling ideal dalam menyajikan adalah ketika persamaan Aset = Liabilitas + Ekuitas + Kinerja sudah tidak berubah lagi. Kondisi ideal ini dapat mendukung pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan paling optimal.

Namun, kita semua tahu bahwa ketika kita menyajikan laporan keuangan, besok atau pada hari berikutnya, persamaan itu dapat berubah lagi. Seperti misalnya, piutang dapat berubah menjadi kas pada hari esok, atau kewajiban kontinjensi dapat menjadi liabilitas di masa depan. Sehingga, dalam keadaan bisnis paling ideal, kita tidak dapat menyajikan persamaan akuntansi yang ideal.

Oleh karena itu, mengenai ketidakpastian di masa depan, akuntansi memiliki dua buah asumsi.

Asumsi pertama, Likuidasi.

Menggunakan asumsi ini, laporan keuangan disajikan atas dasar bahwa entitas di masa depan tidak dapat beroperasi lagi. Sehingga, laporan keuangan yang disajikan menggunakan dasar Aset = Liabilitas + Ekuitas + Kinerja yang sudah berhenti. Hal ini merupakan kondisi persamaan akuntansi paling ideal, namun persamaan ini tidak menunjukkan kondisi bisnis yang ideal. Dalam arti lain, asumsi ini menggunakan dasar bahwa di hari esok, entitas tidak dapat beroperasi lagi.

Asumsi kedua, Going Concern.

Menggunakan asumsi ini, entitas diharapkan untuk dapat terus beroperasi untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Asumsi ini berdasar pada kondisi bisnis dan harapan yang ideal.

Karena entitas diharapkan untuk dapat terus beroperasi (persamaan akuntansi akan terus berubah setiap hari), namun untuk dapat menyajikan laporan keuangan yang ideal persamaan akuntansi Aset = Liabilitas + Ekuitas harus disajikan dalam titik henti. Maka diturunkan sebuah konsep lain yaitu, periodisasi (periodicity).

Konsep periodisasi membuat persamaan akuntansi mendekati posisi ideal, yaitu penyajian dilakukan ketika persamaan akuntansi berhenti hingga tanggal pelaporan keuangan atau tanggal akhir periode. Walaupun berhenti, persamaan akuntansi ini masih tetap menampilkan ketidakpastian di masa depan hingga tanggal pelaporan keuangan.

Kemudian, perubahan persamaan akuntansi dilanjutkan lagi pada awal periode berikutnya, dan pada akhir periode, persamaan ini dihentikan lagi untuk disajikan. Siklus ini akan berulang terus setiap periode pelaporan (biasanya tahunan), dan disebut dengan siklus akuntansi.

Relevansi

Dalam memandang kehidupan, kita bisa menggunakan dua asumsi. Asumsi likuidasi, atau going concern.

Berdasarkan asumsi likuidasi, maka untuk setiap titik henti dalam siklus tahunan (ulang tahun), kita akan menganggapnya sebuah titik yang semakin mendekati likuidasi (mati).

Namun, berdasarkan asumsi going concern, setiap titik henti dalam siklus tahunan merupakan titik pencapaian. Pencapaian bahwa entitas telah berhasil bertahan hidup sampai titik henti tersebut. Titik henti ini juga merupakan titik yang digunakan untuk menilai pencapaian-pencapaian selama periode berjalan, kegagalan-kegagalan selama periode berjalan, dan harapan-harapan serta liabilitas-liabilitas di masa depan yang masih ada hingga titik henti tersebut.

Sehingga, jika ada orang yang mengucapkan selamat ulang tahun, maka orang itu menggunakan asumsi going concern dan memberikan penghargaan. Sebuah penghargaan bahwa entitas (orang yang ulang tahun) telah berhasil bertahan hidup dengan wajar hingga titik ini. Kecuali jika orang tersebut menggunakan asumsi lain (likuidasi), maka hal ini perlu diungkapkan dalam catatan atas ucapan selamat ulang tahun.

Salam,

Leave a comment